Selasa, 11 Juni 2019

Buat Kamu yang Sedang Putus Cinta, Ikhlaskan atau Kamu Kena TBC


Membahas cinta sejoli memang tak 'kan pernah selesai. Tak cukup satu buku mengisahkan berbagai romantikanya. Dari mulai zaman Adam dan Hawa, hingga kini SBY dan Ani. Terus terkisahkan tiada henti, selama manusia masih menempati bumi.

Ada kisah yang berakhir tragedi seperti Romeo dan Juliet, ada pula yang bertabur bunga dari awal hingga terpisahkan maut seperti Ainun dan Habibie.

Ada yang ditinggal karena pengkhianatan, terpisah karena adat, tak dapat bersatu karena agama, tak dapat bersanding karena maut, dan kisah kelam lainnya.

Jika saat ini, Sobat sedang berada dalam kisah kelam --putus cinta, jangan bermuram durja.

Kalo terus meratapi, yang ada bukannya bahagia, tapi TBC (Tekanan Batin karena Cinta). Nah, bahaya 'kan!

Sebelum kena TBC akut, yuuk kita cegah, dengan mencari hikmah atas putusnya cinta.

Hikmah Putus Cinta

1. Memperingatkan kita bahwa pacaran itu salah

Dalam Surah Al Isra (17) ayat ke 32, Allah berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَاحِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."

Kenapa pacaran dikatakan mendekati Zina?

Kalo pacaran pasti  kamu pengennya ketemuan terus, 'kan? Nggak ketemu maunya teleponan terus. Kalo udah ketemu, deket-deketan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, cium-ciuman, peluk- ..., stop! Hehehe... nanti kebablasan.

Nah! Aktivitas seperti itu yang dikatakan mendekati zina.

Tapi 'kan, aku pacarannya islami lho, nggak pake deket-deketan apalagi pegang-pegangan.

Ada yang begitu?

Heemmm... pacaran islami itu cuma ada setelah diikat akad, jadi mo ngapa-ngapain aja bebas dan berpahala. Asal nggak ngelakuinnya di depan publik aja.

Terus?

Kalo mau menikah, dan sudah benar-benar siap, ya, ta'aruf (kenalan) aja, jangan pacaran. Ingat, ta'aruf itu beda lho, sama pacaran.

So? Enough!

2. Doi bukan jodoh kita

Ini yang harus kita yakini, Allah nggak akan mengambil sesuatu yang baik kecuali diganti oleh yang lebih baik.

Percaya deh, kalo jodoh mah sejauh apa pun pasti akan mendekat. Kalo bukan jodoh, meski pun dekat, ya, pasti akan menjauh.

Coba renungkan ini:

“Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” (Imam Syafi’i)

3. Mengajarkan kita untuk  bersabar.

Nggak akan mungkin dibilang sabar kalo belum pernah diuji. Anggap ini ujian, ikhlasin aja. Kalo Allah mau ngasih rezeki pasti komplit sama pembungkusnya. Ibarat permen, kita cuma mau nerima permen yang masih utuh dalam kemasannya, 'kan? Karena lebih yakin akan kebersihan dan kualitasnya.

Jodoh itu rezeki, jadi, terima putus cinta ini sebagai ujian/bungkus permen, dibalik itu pasti ada permen manis untuk kita.

Allah SWT berfirman:

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ 
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۗ 
"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(Al Insyirah ayat 5 dan 6)

Ini juga harus jadi pegangan:

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik .” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shohih)

See! Janji Allah itu pasti, tugas kita cuma yakin.

Nah, kalo sobat udah paham hikmahnya, cuslah move on.

Langkah-langkah Move On

1. Perbaiki sholatnya

Minta pertolongan dengan sabar dan sholat. Kalo udah bisa bersabar, kencengin dah tuh sholatnya. Geber pake rawatib, dhuha, dan tahujudnya jangan ketinggalan.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)

2. Akrabkan diri dengan Al Qur'an

Al Qur'an bisa menjadi obat, sakit fisik maupun hati. Perbaiki bacaannya, banyakin tilawahnya, tingkatin hafalannya, dan amalin.

3. Perbanyak dzikrulloh

Kalo lagi putus cinta, banyak yang suka pada sering melamun, mikiran mantan, mikiran pilihannya mantan, mikiran kenapa begini, kenapa begitu, dan lain-lain. Ini bahaya! Bisa ngerusak hati dan yang paling serem, kerasukan. Bukan nakutin, cuma ngingetin aja.

Daripada, daripada, mendingan perbanyak mengingat Allah aja. Dijamin bikin tentrem dan sehat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du (13): 28).

4. Hadirilah majelis taklim

Ini nggak boleh dilupakan. Saat kita sedang terluka, jangan menyendiri. Cari tangan yang bisa menggenggam kita keluar dari jurang nestapa.

Agar move onnya terjaga, perlu membersamai orang-orang sholeh yang bisa menasihati saat kita sedang terpuruk. Dengan hadir di majelis taklim, menimba ilmu, dan berkumpul dengan orang sholeh, insyaAllah akan membuat kita semakin kuat.

Oke? Alhamdulillah. Selamat bebenah hati.

Bekasi, 11 Juni 2019.

------ 💘@@@@@@@💘 ------

Yakin Udah Move On?
By Nia Kurniawati

Katanya sudah melupakan, tapi selalu berkata dan menulis tentang dia.

Katanya sudah move on, tapi selalu peduli apakah dia acuh atau tidak.

Katanya ingin bangkit, tapi selalu  meratapi.

Memang susah urusannya kalo patah hati, apalagi soal pengkhianatan. Kita masih sayang, tapi tak sudi berbagi. Lalu, membiarkannya pergi membawa separuh hati. Kita meradang, mereka bahagia.

Setiap hari menanya kabar, bukan padanya, tapi dinding sosmed. Apa guna?

Saban menit mengoceh, seolah diri paling menderita.

Saban jam berkoar, seolah dia paling durjana.

Bila seperti itu, kapan luka akan sembuh? Ocehan dan koaran ibarat garam yang ditabur pada luka, bukan sembuh tapi malah semakin perih.

Lalu, bagaimana? Melupakan jelas tak mungkin apalagi jika dia adalah cinta pertama.

Peluk luka itu, balut dengan doa semoga dia bahagia dan kau pun bahagia. Taburi dengan syukur, perpisahan terjadi sebelum ijab mengikat diri. Lantas berkemas, memantaskan diri untuk pengganti yang pasti lebih baik. Hiasi dengan amal sholeh terbaik.

Tak mudah memang, tapi bukan sesuatu yang mustahil. Jangan hiraukan lagi apakah dia masih memedulikan kita atau tidak. Apakah dia terus menyelidik atau tidak. Apakah dia bahagia atau tidak. Apakah dia ... stop!

Lekas, lekaslah berkemas!

Bekasi, 11 Juni 2019










Tidak ada komentar:

Posting Komentar