Senin, 22 Februari 2021

Ilusi

 Jika sama memberi luka

Buat apa bersama?

Sebaiknya usai saja!

Jika cinta hanya kamuflase

Buat apa terus berpura-pura?

Jika mimpi tak lagi sama

Dan jarak terus membentang

Bukankah lebih baik sendiri?

Jika status begitu penting

Kenapa tidak perbaiki diri?


Ah, dengan nurani pun kau masih bisa berdusta.


Anonym

KolongLangit, 2302021

Minggu, 07 Februari 2021

Kata Mereka Tentang Cara Melatih Kemandirian pada Anak



Memiliki anak yang berkarakter kuat, adalah dambaan setiap orang tua. Mandiri dan tanggung jawab adalah karakter utama yang harus dididik sejak dini. Karena ini adalah salah satu kunci kesuksesan. 

Sebelum melatih anak untuk bersikap mandiri, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang tua dan guru, agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

Bekal yang Wajib dimiliki Orang Tua dan Guru

1. Sepakat
Kedua orang tua juga guru, wajib memiliki sikap dan cara yang sama dalam melatih dan mendidik kemandirian anak. Jangan sampai dua persepsi yang membuat anak bingung bersikap. 
Contoh: Jika Bunda selalu menerapkan agar ananda senantiasa merapikan mainan nya sendiri, maka Ayah pun harus bersikap sama. Jangan sampai, perbedaan perlakuan, justru menjadi alasan bagi anak untuk tidak menaati Ayah atau Bunda.

2. Sabar
Dalam melatih kemandirian untuk anak, hendaknya kita harus bisa bersabar atas proses yang sedang dilakukan ananda. 

Perkembangan dan kemampuan motorik ananda masih sangat terbatas, tentu berbeda dengan remaja apalagi orang dewasa. Jadi, wajar jika dalam mengerjakan sesuatu, ananda memerlukan waktu yang lebih lama dari orang dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan guru dituntut untuk bersabar dalam prosesnya.

3. Harus tega dan berikan bantuan seminimal mungkin
Adakalanya, ananda akan menemui kesulitan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Namun, jangan sampai hal ini membuat kita memberikan bantuan apalagi sampai mengambil alih tugas yang sedang dikerjakan.

Ayah Bunda harus tega, biarkan ananda melewati kesulitan itu dan memecahkan masalahnya sendiri. Jika memang harus memberikan bantuan, berikan sedikit bantuan yang sifatnya untuk menyemangati saja. 

4. Kantung cinta
Bekal yang harus dimiliki selanjutnya adalah kantung cinta. Cinta akan membuat kita mudah mengapresiasi setiap pencapaian ananda. Cinta akan menguatkan kita untuk selalu peduli tentang tumbuh kembangnya.

5. Teladan
Pilar dan bekal yang utama dalam mendidik anak adalah teladan. Tanpa teladan, anak sulit untuk mengaplikasikan setiap tunjuk dan ajar kita. 

6. Keimanan
Landasan dari semua point di atas adalah keimanan. Dengan bingkai iman, baik anak maupun orang tua dan guru akan selalu berada dalam rel kebenaran.

Setelah semua bekal tersedia, kini waktunya menerapkan latihan untuk kemandirian anak. Melatih kemandirian dan tanggung jawab pada anak tidak bisa instan. Perlu proses dan tahapan yang tepat, seperti halnya menaiki anak tangga, harus dimulai dari yang terendah.

Lalu, bagaimana melatihnya?

Nah, beberapa minggu lalu, saya sudah melakukan riset kecil-kecilan dengan menanyakan pada teman FB tentang pentingnya melatih kemandirian dan cara melatihnya. 

Ini kata mereka tentang cara melatih kemandirian pada anak

1. Amrina Rosyada, Ibu dari 3 orang anak

Dengan memberikan tes melalui kegiatan sehari-hari yang memang memerlukan kesabaran. Sembari menunggu anak tetap dikasih pengertian bahwa setiap kesabaran akan berbuah manis. *aseek 😀

Dan tak ketinggalan, anak juga dikasih cerita-cerita yang bisa meningkatkan pemahamannya mengenai arti sabar. Salah satunya dari buku Halo Balita. 😍

2. Sri Rachyati, Ibu dari 2 orang anak

Kalau pengalaman saya dulu, dari mereka umur 1,5 tahun anak dibiasakan untuk mengatasi kebutuhannya sendiri. 

Contohnya makan; kalau makan saya biasakan dari usia 9 bulan setiap waktunya makan didudukkan di kursinya, makan sendiri pilih makanan yang mudah untuk diambil dan dicerna seperti buah-buahan nasi yang sudah dikepal kecil-kecil, lauk yang seukuran kecil-kecil mudah ditusuk pakai garpu atau sendok. Makan di meja makan sampai selesai dan wajib memberekan bekas makannya ke tempat cucian piring.

Lalu, ke toilet sendiri dan cara bersih-bersihnya, mandi dan cara bersih-bersihnya. 

Cara pakai baju, menyiapkan baju sendiri sebelum Mandi. 

Dan satu lagi saya juga minta bantuan untuk membereskan pakaian yang sudah dilipat untuk ditata di lemari mereka masing-masing, sehingga mereka kalau mau pakai baju tau simpan dimana. 

Yaah, pastinya gak mudah dan butuh proses, tahap demi tahap. Mula-mula kita kerjakan sama-sama sambil bermain. Harus sabar juga kadang mood anak kan berubah-ubah juga. Kira-kira pengalaman saya dulu seperti itu bu guru. Semoga bermanfaat. 😍😍😀🙏

3. Fransisca Yuni Lestari Anggraheni, Ibu dari 4 orang anak

Klau saya simple, Bu.
Melakukan banyak hal bersama-sama.
Melibatkan anak di keseharian kita, meski kadang pake acara drama. 🤭

4. Heni Silfiah

Kemandirian anak perlu dilatih sejak dini, karena sangat penting untuk dirinya agar tidak bergantung kepada orang sekitar dan orang tua.

Mulai dengan memberikan arahan kepada anak jika anak melakukan kesulitan, tidak langsung mengambil alih kesulitannya.

Mulai percaya kepada anak.
Yaa percaya saat si anak mulai antusias pada pekerjaan rumah, sebagai orang tua kita kasih kesempatan kepada anak untuk ikut andil mengerjakan pekerjaan rumah. 

Beri anak tanggung jawab.
Misalnya membereskan mainan setelah main, membantu pekerjaan rumah yang ringan-ringan.

Apresiasi jika anak berhasil mengerjakan sesuatu kita sebagai orang tua seharusnya mengapresiasi bisa dengan pujian atau hadiah.

Karena kita gak selamanya melayani anak dan anak gak selamanya ada di sisi kita
Jika tidak kita mulai saat ini mereka akan susah untuk terbiasa dan nanti orang tua juga yang susah.

Dari pendapat para pakar yang telah teruji pengalamannya, beberapa tahapan dan cara melatih kemandirian dapat disimpulkan sebagai berikut:

Cara melatih kemandirian pada anak usia dini

1. Dimulai dari hal kecil
Motorik dan kemampuan anak usia dini, masih sangat terbatas. Oleh karena itu, hendaknya orang tua dan guru memberikan tugas yang mudah bagi anak, seperti
  • Menyimpan bekas makan dan minumnya sendiri di tempat cucian piring.
  • Menyimpan baju kotor bekas pakainya ke tempat penyimpanan baju kotor.
  • Mengelap minumannya sendiri jika ada yang tumpah
  • dll
2. Dimulai dari diri sendiri
Melatih kemandirian dimulai dari semua hal yang berkaitan dengan diri sendiri, secara bertahap, seperti:
  • Makan 
  • Pakai baju
  • Pakai kerudung
  • Pakai kaos kaki
  • Pakai sepatu
  • Mandi
  • Merapikan mainan
3. Membantu tugas anggota keluarga lainnya
Setelah melatih kemandirian yang berkaitan dengan diri sendiri, Bunda bisa meminta ananda untuk membantu tugas anggota keluarga yang lain. Tentu masih dalam taraf yang mudah dan bisa dilakukan si kecil sesuai dengan kemampuan motoriknya.

Adapun tugas yang bisa diberikan pada ananda antara lain:
  • Menyiram tanaman
  • Menyimpan pakaian bekas pakai sendiri ke tempat pakaian kotor
  • Membuang sampah
  • Membersihkan atau mengelap perabotan rumah tangga
  • Mengangkat jemuran
  • Dll
4. Membacakan buku
Buku adalah teman terbaik anak untuk belajar segala hal. Dengan buku, anak lebih mudah menyerap pesan yang kita inginkan.


Di masa pandemi seperti ini, saat belajar difokuskan di rumah, orang tua dan guru dapat mengoptimalkan latihan kemandirian ini sebagai salah satu asessement pembelajaran.

Semoga anak kita menjadi anak yang memiliki akhlak mulia. Tetap semangat dan terus menginspirasi para Ayah Bunda hebat.


Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting 



Sabtu, 06 Februari 2021

Gabus Pucung, Si Hitam dari Betawi



Meski telah lama menetap di Bekasi; sejak tahun 1983, jadi kurang lebih 38 tahun, namun, baru 11 tahun ini mengenal dan mencicipi sayur gabus Pucung yang melegenda.

Di tahun itu, di Kampung Cerewed, Bekasi Timur, wabil khusus wilayah RT/RW 001/016 baru sedikit jumlah keluarga perantau. Saya tidak tahu persis jumlahnya, tapi yang pasti baru kurang dari 10 kepala keluarga. Salah satu perantau itu adalah keluarga saya.  Jadi, sejak kecil sudah akrab dengan tradisi nyorog, tradisi khas Betawi; menghantarkan makanan dari orang yang lebih muda ke orang yang lebih tua atau dituakan.

Meski bukan asli penduduk setempat, tapi, setiap munggahan dan menjelang hari Raya Idul Fitri kami menerima hantaran dari para tetangga. Jadilah, kami pun ikut saling menghantar makanan. 

Nah, salah satu menu yang tersaji itu adalah Sayur Gabus Pucung. Karena warnanya yang hitam pekat dan aroma pucung atau kluwek yang khas, Saya kecil tidak berminat untuk mencicipi.

Kisah Awal Menyukai Gabus Pucung

Setelah menikah dan tinggal di daerah yang berbatasan dengan kampung Gabus, saya sering menjumpai makanan dengan kuah hitam ini.

Saya tipe orang yang malas masak, karena seringnya di rumah sendirian. Jadi, untuk urusan makan, lebih simple beli. Setiap pulang mengajar, meski tidak setiap hari, saya sempatkan beli lauk di warteg masakan betawi yang biasa saya lalui. Nah, di warteg ini selalu menyediakan menu sayur gabus pucung.

Awalnya, saya tidak tertarik untuk membeli, tapi karena sering melihat orang makan, jadi kabita. Akhirnya untuk kali pertamanya, saya membeli sayur gabus pucung. Dan ternyata, setelah dicicipi, saya suka saya suka saya suka. 😅

Warisan Budaya 

Jika dahulu, sayur gabus pucung ini masuk dalam kategori masakan rumahan, karena masih banyak yang memasak untuk menu sehari-hari. Tetapi sekarang, sayur ini menjadi masakan langka yang punya nilai ekonomis cukup tinggi.

Hal ini disebabkan habitat dari Ikan Gabus yang makin tergusur karena pembangunan. Rawa-rawa yang dulu mendominasi Bekasi, kini berubah menjadi hamparan perumahan. 

Gabus yang diolah adalah gabus liar yang hidup di sungai atau rawa-rawa, bukan hasil peternakan.

Oleh karena itu, ikan gabus kini menjadi  komoditas yang bernilai ekonomis. Dan itu mempengaruhi harga jual sayur gabung Pucung yang berbahan dasar ikan gabus. 

Mungkin, tak banyak yang tahu jika ternyata kini sayur gabus pucung telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak tahun 2014.

Sajian berkhasiat

Kuah hitam yang dihasilkan dari buah Pucung atau kluwek ini memberi warna dan cita rasa khas yang lezat. Apalagi ditambah taburan cabe rawit, makin mantap rasanya.

Ikan gabus memiliki kandungan zat albumin yang tinggi. Oleh karenanya, banyak dicari dan dimanfaatkan sebagai obat, terutama untuk mempercepat pemulihan luka akibat operasi. Bahkan kini, dunia farmasi pun sudah banyak yang mengekstraknya menjadi kapsul dan telah diperjualbelikan secara bebas di berbagai apotek.

So, buat manteman yang ingin nyobain sensasi lezat nan gurih dari Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, sayur gabus pucung, boleh lah main-main ke Bekasi. Atau mau seseruan mancing ikan gabus? Main aja ke rumahku. 

Oh, iya, daerah dekat tempat tinggal saya namanya Kampung Gabus, ikonnya juga Patung Ikan Gabus, di sini penghasil dan pemasok utama ikan gabus untuk beberapa rumah makan besar di Jakarta. 

Dan, maaf yaa ... Saya nggak ngasih resep masakan ny. Karena keahlian saya cuma makan. 😁

See u 😘


Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting