Hidup ini bagai pasang surut, bahagia dan sedih, silih berganti. Meski kita selalu mengharap bahagia yang senantiasa menghiasai hari-hari di dunia, tapi itu mustahil. Ada kalanya Allah beri kita sedih sebagai penyeimbang dan marah sebagai bumbu.
Emosi memiliki banyak wajah. Bahagia, takjub, kecewa, sedih, jijik, marah, dan kesal. Semua perlu penanganan yang tepat, terutama untuk emosi marah, sedih, dan kecewa. Jika lambat dan hanya ditumpuk-tumpuk saja, lambat laun akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Bahagia dengan segala ekspresinya, biasanya lebih mudah diluapkan. Setiap orang bersedia menerima luapannya.
Sebaliknya, sedih, marah, dan kecewa, banyak yang kesulitan melupakannya atau terlalu berlebihan. Dan, tidak semua orang mau menerima luahannya.
Emosi negatif bisa diibaratkan sebagai sampah emosi. Siapa sih yang mau menerima sampah, meski diberikan secara gratis? Tidak ada!
Nah, oleh karena itu kita harus membuang sampah pada tempatnya dengan tepat.
Ini yang biasanya aku lakukan jika sedang merasa sedih atau marah karena kecewa dengan pasangan atau rekan kerja:
1. Main hujan-hujanan
Hujan buatku adalah anugerah. Setiap kali mendung mengundang triliyunan rintik untuk membasahi bumi, saat itu adalah saat paling membahagiakan. Menghamburkan dalam hujan atau sengaja kehujanan di jalan, adalah caraku menyembunyikan tangis.
Dalam pekat bersama rinai-Nya, air mataku melebur.
Dalam gemuruh, aku bisa berkali-kali bicara keras mengeluarkan semua uneg-uneg, kekesalan, dan kekecewaan, serta harapanku.
Dan saat hujan reda, reda pula marah dan sedihku. Baranya padam dan luruh seiring banyu yang mengalir.
2. Makan makanan pedas
Ini kulakukan jika sedang ridak hujan.
Ketika kita makan makanan yang pedas biasanya air mata ikut keluar kan? Dan tak jarang juga suara "hu-ha" ekspresi dari kepedasan, muncul. Nah, momen ini aku gunakan untuk menguras air mata yang membendung di pelupuk, dan "hu-ha"nya meluapkan rasa yang menghimpit dada. Dengan begini, orang lain tidak akan curiga dan banyak tanya tentang air mata yang membanjiri pipi.
3. Nonton film sedih atau lucu
Setua ini, baru satu kali nonton ke bioskop, itu pun karena diajak kakak menemaninya nonton bareng temen, waktu masih kecil. 😁
Rekomendasinya, yutub. Karena nggak punya aplikasi nonton film lainnya. Nggak punya TV juga. Di yutub sengaja nyari film yang bernuansa sedih. Aku termasuk orang yang gampangan nangis kalo nonton film sedih, jadi itu aku manfaatkan untuk mengeluarkan semua beban di mata dan hati.
Untuk film yang lucu dan konyol, aku bisa menyembunyikan tangis dalam tawa. Memukul atau menghentakkan kaki untuk adegan yang konyol, seraya mengeluarkan semua energi negatif dalam tubuh.
Selesai nangis dan ketawa lepas, biasanya mood kembali menghijau, dan siap berjuang lagi di kerasnya dunia.
4. Nangis sampai ketiduran
Ini yang paling awal dilakukan, sebelum 3 hal di atas. Nangis sambil memeluk bantal dan membiarkan lelehan hangat itu membasahinya. Dan lelah yang tercipta akan memanggil kantuk yang memejamkan mata dan membuai mimpi. Bangun tidur biasanya perasaan agak lebih plong.
5. Menulis
Dulu punya diary, sekarang udah tua diarynya sudah dibuang. Biasanya kalo lagi sedih, marah, atau kecewa, langsung aku tulis di sembarang kertas, lalu remas-remas, robek-robek, dan buang lempar dengan sekuat tenaga, sambil setengah teriak "huh". Belum pernah berani teriak beneran. Tapi, itu udah cukup mewakili.
Selain menulis di kertas, biasanya juga aku menulis di status WA atau beranda FB, tentu dengan bahasa yang disamarkan. Biasanya dalam bentuk puisi. Kalo di kertas, aku bebas bisa menulis semau, dan lugasnya, bahkan bisa maki-maki juga.
6. Naik motor tanpa tujuan
Ini jarang, tapi pernah aku lakukan beberapa kali. Karena aku tipe penakut kalo pergi kemana-mana belum izin suami. Tapi pernah kulakukan saat enggan pulang ke rumah. Dari tempat kerja sengaja pulang lebih awal, pulang tidak melewati jalur biasanya, ambil rute terjauh. Bisa 10x lipat, karena muterin Bekasi dulu, sampe bokong panas.
Dalam perjalanan biasanya akan ingat hal-hal yang membuat sedih dan marah, dan bisa dipastikan tangis pecah sendiri. Don't worry, pake helm n pake masker, jadi nggak akan ada yang tau kita nangis. Nggak akan kedengaran juga.😊
7. Wudhu, sholat, baca Al Qur'an, dan istighfar
Biasanya kalo terlalu sedih dan marah, serta berlarut-larut sampai beberapa hari, cara terampuh adalah dengan sholat, baca Al Qur'an, dan istighfar. Air mata akan keluar dengan sendirinya, hati menjadi lebih tenang dan damai. Ngomong langsung sama Pemilik Kehidupan, semua beban langsung hilang.
8. Curhat ke teman
Ini sekarang jarang kulakukan. Jika tidak terdesak dan terpancing, sangat jarang aku mencurahkan isi hati ke orang lain, sekali pun itu saudara sendiri. Karena aku merasa, mereka sudah cukup punya beban hidup sendiri tak perlu ditambah. Curhat ke teman, ini bukan cara "gue" melampiaskan emosi. Tapi, berbagai artikel merekomendasikannya. Jadi teman-teman patut coba, yaa ....
So, karena yang ke-8 bukan cara aku, jadi judulnya tetap pake 7 cara gue mengelola emosi, ya. 😉
Itu caraku dalam mengelola emosi negatif, bagaimana kalo teman-teman?
🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱🐱
# Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting