Siang itu, Yuli pulang dengan baju kotor. Bocah perempuan kelas empat SD itu mengendap-endap ketika masuk rumah. Ia segera berganti pakaian. Sebenarnya Yuli bukan jatuh, tapi didorong oleh Arsi. Ini yang ketiga kalinya. Arsi sangat senang menggodanya, dari mengejek sampai mendorong.
Suatu hari, Arsi tidak tampak di sekolah. Yuli merasa kehilangan karena tidak ada yang menegur atau menjahilinya. Ibu guru memberitahu, bahwa Arsi diopname di Rumah Sakit Sentosa karena terserang demam berdarah.
Saat pulang sekolah, Yuli memberitahu kabar tersebut pada ibunya.
“Yuli ingin membesuk Arsi?” tanya Ibu.
Yuli menganggukkan kepalanya.
Ibu Yuli mendekap anaknya, "Iya sudah, nanti sore kita pergi besuk, ya."
"Terima kasih, Bu." Yuli memeluk ibunya erat sekali.
Sore harinya.
Di Rumah Sakit Sentosa, Yuli dan ibunya langsung menuju ruang perawatan anak. Di sana, terlihat Arsi yang sedang duduk disuapi oleh mamanya.
"Temannya Arsi, ya?" tanya Mama Arsi pada Yuli yang terlihat diam tanpa menegur.
Yuli hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu teman pertama yang menjenguk Arsi, lho. Terima kasih, ya." Mama Yuli menjawil dagu gadis manis bertompel itu.
Melihat kehadiran Yuli, Arsi langsung tersenyum, kemudian bertanya, "Hai, Yul. Kamu tidak marah sama aku, kan?"
Pertanyaan Arsi, membuat kedua ibu muda itu spontan bertanya, hampir bersamaan, "Marah kenapa?"
"Eh, tidak kok. Tidak apa-apa." Pertanyaan mereka malah dijawab oleh Yuli.
Pandangan kedua ibu muda beralih ke Arsi. Anak perempuan berusia 10 tahun itu hanya tersenyum.
"Maafin aku, ya? Aku janji tidak akan menggoda kamu lagi," ujar Arsi sambil mengulurkan tangan kanannya.
Yuli menyambut uluran tangan Arsi, “Iya, sama-sama."
Tompel besar yang hampir menutupi pipi kanannya, membuat Yuli dijauhi. Tidak ada yang mau berteman dengannya, bahkan sekedar menegur saja tidak mau. Semua hanya melirik, lalu buang muka.
Hanya Arsi yang mau menegurnya, meski dengan perlakuan yang kurang menyenangkan. Tapi justru, sikap Arsilah yang membuat dirinya merasa diperhatikan. Maka, perbuatan Arsi, tak pernah ia masukkan hati dan tak pernah ia adukan pada guru maupun orang tuanya.
***
Tahukah teman-teman, sikap Yuli yang mau memaafkan Arsi, mencerminkan salah satu dari 99 asmaul husna, yaitu Al Afuwwu artinya Yang Maha Pemaaf, seperti yang Allah firman dalam surah Al Hajj (22) ayat ke-60
{إنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ}
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”
Janji Allah, siapa yang memaafkan disaat dia mampu membalas, ia akan meraih Surga.
من سره أن يشرف له البنيان, وترفع له الدرجات فليعف عمن ظلمه, وليعط من حرمه, وليصل من قطعه”
"Barangsiapa yang ingin dibangunkan di surga, dibutuhkannya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil sepakat dan menyambungkan silaturahmi kepada orang yang memenangkannya." (HR. Thabrani).
Dengan mempelajari Asma Allah, Al Afuwwu, Yang Maha Pemaaf ini, kita diharuskan untuk:
1. Beristighfar dan selalu bertaubat atas kesalahan yang sudah diperbuat, serta berjanji untuk tidak mengulanginya,
2. Memaafkan orang lain yang pernah berbuat salah pada kita.
Nia Kurniawati
Sumber gambar: Kaligrafi Al Afuww