"Bunda, Lucky bantu, ya?" tanya Lucky, setelah memberi salam dan mencium tangan Bundanya.
"Alhamdulillah, boleh." Bunda tersenyum pada Lucky, "tapi ganti baju dulu, ya."
Lucky langsung masuk ke dalam rumah dan berganti pakaian, lalu menghampiri Bundanya lagi.
"Tolong, antarkan gado-gado ini ke Ibu Berty, ya." Ibu menyerahkan kantong plastik warna hijau yang berisi 1 bungkus gado-gado.
"Baik, Bu," ucap Lucky.
"Tapi, Lucky harus ingat, ya. Tidak boleh meminta upah ke Ibu Berty," pesan Bunda pada Lucky.
"Siap, Bunda." Lucky pun bergegas ke rumah Ibu Berty.
Sesampainya di rumah Ibu Berty, Lucky lantas menyerahkan bungkusan gado-gado tersebut.
"Terima kasih ya, Nak Lucky," ucap Ibu Berty sambil memberikan satu lembar uang dua ribuan, "ini, upah buat kamu."
"Maaf Bu, saya tidak bisa menerimanya." Lucky menolak pemberian Ibu Berty dengan sopan.
"Tidak boleh, ya, sama Bunda?" Ibu Berty tetap merayu Lucky. "Kan, Bunda tidak lihat?"
"Tapi, Allah kan lihat, Bu," jawab Lucky, "lagi pula, Lucky membantu supaya makin disayang Allah dan Bunda."
Ibu Berty tersenyum, "Anak hebat! Terima kasih ya, Nak Lucky." Ibu Berty membelai rambut Lucky dan melambaikan tangannya saat Lucky berpamitan pulang.
Lucky pulang dengan bahagia, karena sudah bisa membantu Bunda.
Maba lanjutannya
BalasHapusSudah tamat Bun.
HapusTuh kan, Bu Ester juga want more..haha Cerita yang bagus, Teh Nia👍
BalasHapusHehehe... berlanjut di cerita lainnya.
HapusTerima kasih sudah mampir Kang
Keren mba😍
BalasHapus