Minggu, 24 Januari 2021

Merasa Insecure? Ini Dia 5 Tips Mengatasinya



Insecure, siapa sih, yang tidak pernah merasakannya? Rasa takut yang berlebihan itu wajar ada. Namun, kita tidak boleh berlarut-larut sampai menyebabkan gangguan pada mental.

Kalau boleh dibilang, insecure itu seperti luka. Pasti kita pernah mengalaminya, tetapi kita tidak boleh mendiamkannya.

Di bawah ini, beberapa cara untuk mengatasi insecure yang semoga bermanfaat.


Positive Thinking, tapi jangan berlebihan

Orang yang insecure, pastinya sering berpikiran buruk tentang diri sendiri atau orang lain. Misalnya, saat seseorang tidak juga membalas pesan kita. Otak biasanya akan berkelana mencari alasan-alasan yang 'masuk akal'. Namun, alasan 'masuk akal' tersebut bisa saja salah dan malah membebani mental kita sendiri. Berpikir kalau orang lain menganggap kita membosankan, annoying, atau tidak penting jadi berhak diabaikan.

Stop pikiran-pikiran semacam itu. Hey guys, come on! Orang punya urusan yang berbeda-beda, loh. Daripada sibuk memikirkan hal buruk, lebih baik berusaha memaklumi. Bisa jadi orang itu punya kesibukan atau urusan mendadak yang tidak kita tahu. Jadi, bukannya enggak mau balas pesan kita, tetapi enggak bisa.

Namun, sesuatu yang berlebihan tidak akan berakhir baik, walau maksudnya juga untuk kebaikan. Jangan disangkal kalau terlalu berpikir positif kadang bisa menyakiti diri sendiri.

Misalnya kita ingin mengikuti sebuah lomba dan merasa insecure, tidak ada yang salah dari berpikir positif bahwa kita pasti bisa, kita juga hebat. Namun, salah kalau sampai mendikte diri bahwa hasilnya nanti akan sesuai ekspetasi. Ekspetasi dan realita tak selalu sama, Saudara!

Ingat, penting untuk menerima kenyataan. Namun, bukan berarti kamu bisa bilang, “Kenyataannya, aku memang buruk.”

No! Terima, kalau kamu sudah berusaha sebaik mungkin dan akan melakukan yang lebih baik di kemudian hari. Jadi, berpikirlah positif, tapi jangan sampai menyakiti diri sendiri dengan kebohongan yang kita rangkai untuk menjadi berani.

Intinya jangan kapok mencoba, oke?

 

Maafkan dirimu sendiri, kamu bukan tokoh antagonis!

Tahu tokoh antagonis? Iya, kalau di sinetron, yang perannya jahat sampai dihujat banyak penonton dan setiap tindakannya selalu salah. Coba pikir, orang semacam itu tidak pantas bahagia, kan? Kerjanya cuma menyusahkan orang lain.

Ingat, kamu bukan mereka.

Hal wajar bila manusia melakukan kesalahan. Kita sejatinya bukanlah makhluk sempurna yang tanpa cacat dan kekurangan. Berbuat salah itu wajar, jangan menghakimi diri sendiri karena sebuah kesalahan.

Cara seperti itu tak akan menghasilkan apa pun kecuali perasaan rendah diri. Minder.

Hey, come on! Kita memang tidak sempurna, tetapi kita juga tidak serendah itu. Daripada sibuk menyalahkan diri sendiri atas segala hal buruk yang terjadi, bukannya lebih baik kita berbenah diri? Daripada terus berpikir semua terjadi karena kesalahan sendiri, lebih baik kita belajar dari kesalahan itu dan menjadi lebih baik.

Berdamailah dengan diri sendiri. Coba posisikan diri kita sebagai orang lain, apa orang lain senang kalau terus disalahkan? Tidak. Begitu juga diri sendiri. Cobalah mencari hikmah dari tiap kejadian, oke?

 

Kenali dirimu sendiri

“Tak kenal maka tak sayang.”

Bukan cuma mengenal orang lain, kita juga wajib mengenal diri sendiri. Apa kekurangan dan kelebihan kita? Bagaimana membuat diri kita rileks dan menghindari hal-hal yang membuat kita tertekan?

Coba kenali batasan-batasan yang kita punya, supaya bisa memposisikan diri dengan benar, dan terhindar dari rasa malu. Kenali dan gali bakat yang terpendam selama ini, siapa tahu Tuhan memberi sukses lewat bakat yang kita miliki.

Coba juga menjauhi hal atau orang-orang yang bisa membuat kita makin merasa insecure. Mereka yang hanya meremehkan tanpa tahu perjuangan orang lain, atau lingkungan toxic yang tidak nyaman.

 

Kun Anta! Kamu, bukan orang lain

Pernah dengar judul lagu 'Kun Anta'? Dalam bahasa Arab, artinya 'Jadilah dirimu sendiri'.

Kamu adalah kamu, dia adalah dia. Sebagai individu, kita semua berbeda. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain, hal seperti itu bisa membuatmu tersiksa. Kadang, apa yang membuat orang lain nyaman, belum tentu nyaman juga untuk kita.

Percayalah pada diri sendiri, jangan takut menunjukkan siapa kita yang sebenarnya!

Ingat, setiap individu itu unik dengan caranya sendiri. Kita adalah orang spesial, hanya saja mungkin belum menemukan tempat untuk bersinar. Makanya, segera cari dan temukan!

Jujurlah pada diri sendiri, ingin seperti apa kita di masa depan? Coba ekspresikan diri lewat hal-hal sederhana yang menyenangkan. Jangan takut dihakimi atau dilihat orang lain! Kita ini kan, makhluk sosial.

Kalau pun ada seseorang yang tak suka, katakanlah, “Ini aku apa adanya!” Percaya saja, nantinya kita pasti dipertemukan dengan orang lain yang mau menerima kita apa adanya.


Stop, enjoy aja!

Hidup itu seperti air yang terus mengalir. Kadang, kita harus cuek pada pandangan orang lain, tetapi ada batasnya. Jangan abaikan yang benar-benar peduli, lalu jangan hiraukan yang cuma mau menjulid.

Kadang kita butuh waktu untuk sendiri, coba menikmati hidup. Lihat, dunia ini tidak menakutkan.

Berhentilah menebak-nebak apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Daripada itu, bukankah lebih baik fokus berbenah diri, agar pandangan orang lain pada diri kita semakin membaik? Agar kita bisa memaafkan diri sendiri yang sudah banyak melakukan kesalahan. Agar rasa takut kita bisa berkurang.

Kalau lelah, berhentilah sejenak. Menepilah dan renungkan, kenapa kita merasa takut? Kenapa tidak mengubah rasa takut itu menjadi sebuah kekuatan yang membuat orang lain tercengang?

Bisa? Tentu. Kalau kita mau belajar.

Belajar menerima kekurangan diri sendiri, belajar menerima pandangan orang lain terhadap kita, dan membenahi segala kekurangan. Belajar berteman dan meminta saran dari mereka yang peduli. Ingat, kita tidak sendirian di dunia ini.

Sekali lagi jika lelah, istirahatlah dan nikmati waktu untuk sendiri. Kedamaian bisa datang bersama hening. Kita, yang selalu diliputi rasa takut, pasti membutuhkan keheningan untuk berpikir jernih.

Lantas, cobalah melangkah lagi. Jangan terpaku pada kesalahan dan masa lalu. Ingat, kamu sudah belajar memaafkan diri sendiri, sudah menjadi pribadi yang lebih baik. Coba nikmati saja. Dunia ini menyenangkan, sayang kalau dilewatkan.


###

Tulisan ini Diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting 


[]

2 komentar: