Selasa, 29 Juli 2025

Tentang Rasa

 


Kau bilang aku terlalu sensitif.
Kau bilang aku terlalu mudah tersinggung.
Tapi kau tak pernah benar-benar tahu,
berapa luka yang sudah kau sisipkan satu per satu dalam hidupku,
seolah aku ini tempatmu melepas beban,
tapi bukan tempatmu peduli.

Luka yang kau beri, berulang kali,
tidak semudah itu hilang hanya karena kau ucap “maaf.”
Kau pikir semua akan pulih seperti semula?
Kau kira hanya karena tidak berdarah, maka tak sakit?

Kau memang tak menancapkan belati,
tapi suara tinggimu,
nada kasarmu,
cara kau meremehkan,
cara kau diam saat aku butuh penjelasan,
semua itu…
lebih tajam dari benda apa pun yang bisa kau pegang.

Itu menembusku.
Bukan hanya hati, pun jiwaku.

Dan yang paling menyakitkan?
Kau tak pernah sungguh-sungguh bertanya,
karena kau terlalu sibuk merasa tak bersalah.

Seharusnya…
seharusnya kau sadar diri.
Aku pernah memaafkanmu.
Bahkan lebih dari sekali.
Tapi luka lama tak pernah benar-benar hilang.
Ia mengering, iya,
tapi bekasnya tetap ada, menempel.

Dan ketika kau kembali dengan luka yang baru,
bertubi-tubi,
tak beri jeda,
kau robek lagi tempat yang sama.

Lalu kau berharap aku memaafkanmu lagi, cepat-cepat, seperti dulu?
Tanpa protes?
Tanpa air mata?

Halu!

Kau hidup dalam ilusi bahwa semua akan baik-baik saja, hanya karena aku diam.
Padahal diamku itu adalah jerit yang tak sanggup lagi diucap.

Kau pikir ini soal maaf?
Tidak!
Ini soal luka yang sudah tak punya ruang lagi untuk kau huni seenaknya.

Dan kali ini,
aku tidak akan menjawab dengan senyuman palsu atau pengampunan tergesa.
Kali ini, aku memilih bicara, untukku.
Bukan untukmu.

BilikRindu, 29 Juli 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar